Hubungan Antara Psychological Well Being Dengan Quarter Life Crisis Pada Dewasa Awal Yang Bekerja di Kecamatan Setu

Shinta Alifah, Yomima Viena

Abstract

Tahapan perkembangan yang paling sulit terjadi pada Peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Menjadi orang dewasa merupakan masa transisi yang sangat panjang bagi kebanyakan orang. Rentang usia masa dewasa awal berkisar antara 18-25 tahun yang ditandai dengan kegiatan eksperimen dan eksplorasi. Pada masa ini, banyak orang yang masih memikirkan jalur karir yang mereka inginkan, ingin menjadi individu yang seperti apa, dan gaya hidup yang mereka inginkan pun seperti apa, seperti melajang, hidup bersama, atau menikah. Individu yang mengalami fase tersebut berkemungkinan besar melalui masa yang berat ketika menghadapi masa transisi di periode perkembangannya hal ini dikenal sebagai quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Psychological well Being dengan Quarter Life Crisis pada masa dewasa awal yang bekerja di kecamatan setu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah dewasa awal yang bekerja usia 18-25 tahun. Kuisioner ini dibagikan kepada 107 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan skala Psychological Well Being Scale (PWBS) dan skala quarter life crisis. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS ditemukan hasil (koefisien korelasi 0,237* dengan nilai sig 0,014 p= >0,005) yang artinya terdapat hubungan positif yang signifikan terhadap psychological well being dengan quarter life crisis. 

Keywords

Psychological Well Being, Quarter Life Crisis

Full Text:

PDF

References

Afandi Muslim, Afandi K Hidaya, Afandi A Syed, & Erdayani Rizki. (2022). Measuring the Difficulties of Early Adulthood: The Development of the Quarter Life Crisis Scale. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 8(3), 167–176. https://doi.org/10.17977/um001v8i32023p167-176

Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin. Badan Pusat Statistik.

Bekasikab.bps.go.id/. (2023). BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BEKASI Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Setu, 2018.BadanPusatStatistik.https://bekasikab.bps.go.id/statictable/2020/10/05/211/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-di-kecamatan-setu-2018.html

Endang, D. J., & Surjaningrum, R. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup pada Dewasa Awal yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja.

Murphy, M. (2011). Emerging adulthood in Ireland: Is the quarter-life crisis a common experience?

Muttaqin, D. (2022). Internal Structure Evaluation on the Indonesian Version of Psychological Well-Being Scales. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1), 01–16. https://doi.org/10.15575/psy.v9i1.10710

Periantalo J. (2016). Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi. Pustaka Belajar.

Rahimah, R., Fitriah, A., & Safitri, F. D. (2022). Psychological Well Being and The Tendency of Quarter Life Crisis. Healthy-Mu Journal, 6(2), 117–126. https://doi.org/10.35747/hmj.v6i2.488

Robbins, A. , & Wilner, A. (2001). Quarterlife crisis : The unique challenges of life in your twenties. Penguin Putnam. penguin putnam.

Ryff, C. D. (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. In Journal of Personality and Social Psychology (Vol. 57, Issue 6).

Sandani, F. C., & Rusli, D. (2024). Pengaruh Kematangan Karir terhadap Quarter Life Crisis pada Mahasiswa Psikologi Tingkat Akhir Universitas Negeri Padang. AHKAM, 3(1), 333–344. https://doi.org/10.58578/ahkam.v3i1.2690

Santrock john w. (2012). Life-Span Development : Perkembangan Masa-Hidup Jilid 2 (Ed. 13 Jil. 2). Erlangga.

Suyono, T. A., Kumalasari, A. D., & Fitriana, E. (2021). HUBUNGAN QUARTER-LIFE CRISIS DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA INDIVIDU DEWASA MUDA. Jurnal Psikologi, 14(2), 301–322. https://doi.org/10.35760/psi.2021.v14i2.4646

Refbacks

  • There are currently no refbacks.