HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA 1 TAHUN DI UPTD PUSKESMAS PINOLOSIAN

Sitti Nurul Hikma Saleh, Muzayyana M, Sarman S, Hafsia Khairunisa Mokodompit, St.Rahmawati Hamzah

Abstract

Pentingnya pemberian MP-ASI > 6 bulan karena kematangan saluran pencernaan bayi terjadi pada usia 6 bulan ke atas karena sistem pencernaanya sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dini dengan status Gizi bayi 6-12 bulan di UPTD Puskesmas Pinolosian. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif menggunakan desain cross sectional . Populasi penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai anak usia 1 tahun, ibu yang bersedia menjadi responden, bisa berkomunikasi dengan baik, dan ibu yang aktif mengikuti posyandu dengan sampel sebanyak 66 responden. Pada penelitian ini, dipilih menggunakan metode accidental sampling. pengumpulan data menggunakan kuesioner, juga analisis data univariat serta bivariat dan juga menggunakan uji chi square dan program komputer. Populasi dalam penelitian ini berjumlah189 bayi dan sampel diambil secara purposive sampling dengan jumlah sampel 66. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi Anak Usia 1 Tahun di UPTD Puskesmas Pinolosian. (P Value =0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi anak usia 1 tahun.

Full Text:

PDF

References

Dinkes Kotamobagu. Data Stunting 2019-2021. Kotamobagu: Dinas Kesehatan Kotamobagu; 2021.

Fitri L. Hubungan BBLR Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. J Endur Kaji Ilm Probl Kesehat. 2018;3(1):131–7.

Irawati A, Salimar S. Status Gizi Ibu Sebelum Hamil sebagai Prediksi Berat dan Panjang Bayi Lahir di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor: Studi Kohor Prospektif Tumbuh Kembang Anak Tahun 2012-2013. Nutr Food Res. 2014;37(2):119–28.

Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat dan dan Informasi Kementrian Kesehatan RI; 2018.

Mardani RAD, Wetasin K, Suwanwaiphatthana W. Faktor prediksi yang mempengaruhi terjadinya Stunting pada anak usia dibawah lima tahun. J Kesehat Masy. 2015;11(1):1–7.

Nasution D, Nurdiati DS, Huriyati E. Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. J gizi Klin Indones. 2014;11(1):31–7.

Nshimyiryo A, Hedt-Gauthier B, Mutaganzwa C, Kirk CM, Beck K, Ndayisaba A, et al. Risk factors for stunting among children under five years: a cross-sectional population-based study in Rwanda using the 2015 Demographic and Health Survey. BMC Public Health. 2019;19(1):1–10.

Proverawati A, Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

Ruaida N, Soumokil O. Hubungan Status Kek Ibu Hamil Dan Bblr Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Tawiri Kota Ambon. J Kesehat Terpadu (Integrated Heal Journal). 2018;9(2):1–7.

Sholiha H, Sumarmi S. Analisis risiko kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) pada primigravida. Media Gizi Indones. 2015;10(1):57–63.

Supriyanto Y, Paramashanti BA, Astiti D. Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2018;5(1):23–30.

Trisiswati M, Mardhiyah D, Sari SM. Hubungan Riwayat Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Dengan Kejadian Stunting Di Kabupaten Pandeglang. Maj Sainstekes. 2021;8(2):61–70.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.