Gejala-Gejala Stress dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD): Analisis Studi Kasus OCD Ekstrim Pada Publik Figur Aliando Syarief

Virza Ratna Diani, Amelia Indri Syaharani, Wahyu Aulizalsini Alurmei

Abstract

Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) mencakup berbagai jenis yang dikategorikan berdasarkan tindakan dan obsesi individu yang terpengaruh. Contohnya termasuk tipe pengecekan, di mana individu merasa terdorong untuk berulang kali memverifikasi kondisi objek; tipe pencucian, yang ditandai dengan membersihkan diri dan lingkungan secara berlebihan; tipe penimbunan, yang melibatkan penimbunan barang secara kompulsif; dan tipe simetri/keteraturan, yang ditandai dengan obsesi untuk menata objek dengan cara yang tepat, paralel, dan teratur. Obsesi yang merupakan pikiran yang berulang-ulang, dapat memicu kompulsi, perilaku berulang yang didorong oleh stres, pencitraan, atau dorongan yang kuat. Intensitas obsesi dapat bertahan sebagai karakteristik yang dibentuk oleh pengalaman pribadi, faktor budaya, dan kemunduran di masa lalu. OCD adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran dan/atau perilaku berulang yang terus-menerus yang menghabiskan banyak waktu (>1 jam per hari) dan/atau menyebabkan tekanan atau gangguan dalam fungsi sehari-hari. Pendekatan perawatan OCD umumnya melibatkan kombinasi terapi perilaku kognitif (CBT) yang meliputi terapi paparan dan pencegahan respons (ERP) serta terapi kognitif, penggunaan obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan dukungan psikososial. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan yaitu Terapi paparan dan pencegahan respons (ERP) bertujuan untuk menghadapi kecemasan yang terkait dengan obsesi dan melawan kebiasaan perilaku kompulsif, sedangkan terapi kognitif fokus pada merubah pola pikir dan keyakinan yang terkait dengan OCD. Penggunaan obat SSRI dapat membantu mengurangi gejala OCD Dukungan psikososial dari keluarga dan teman-teman juga penting dalam membantu remaja mengelola OCD dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Keywords

Gejala Stress, Obsessive Compulsive Disorder (OCD), OCD Ekstrim

Full Text:

PDF

References

Agung, M. A. (2023). Gangguan kecemasan OCD : Penyebab dan faktor resiko pada remaja. 1(4), 154–158.

Area), A. (Fakultas P. U. M. (2022). Lama Vakum, Artis Aliando Syarief Ngaku Sakit OCD Ekstrem hingga Tak Bisa Bergerak. 28/01/2022. https://psikologi.uma.ac.id/lama-vakum-artis-aliando-syarief-ngaku-sakit-ocd-ekstrem-hingga-tak-bisa-bergerak/

Ayu, G., Alma, P., Dewi, M., Natalia, J., & Nasruddin, D. (2024). Mengurangi Pikiran dan Perilaku pada Pria Obsessive Compulsive Disorder dengan Brief- Cognitive Behavior Therapy Reducing Thoughts and Behaviors in Men Obsessive Compulsive Disorder with Brief- Cognitive Behavior Therapy. 5(1), 18–23.

Behaviors, R., & Over, T. (n.d.). Obsessive- Compulsive Disorder : When Unwanted Thoughts or Repetitive Behaviors Take Over.

Fitriani, R. (2022). Idap OCD, Aliando Syarief Sampai Tak Mandi Selama Tiga Bulan. 17/03/2022. https://lampung.tribunnews.com/2023/03/17/idap-ocd-aliando-syarief-sampai-tak-mandi-selama-tiga-bulan

Hayati, S. A., & Tohari, S. (2022). Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalam Menurunkan Social Anxiety Disorder (SAD) dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) Pada Remaja. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 4(2), 153–159. https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.163

Huriyah, F. S., Prathama, A. G., & Wardhani, N. (2022). Self-Compassion dan Stres pada Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Klinis. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 14(1), 29–41. https://doi.org/10.15294/intuisi.v14i1.39501

Ikhsan, H. Z., Nurhayati, O. D., & Windarto, Y. E. (2019). Sistem Pakar Mendeteksi Gangguan Obsessive Compulsive Disorder Menggunakan Metode Backward Chaining. Jurnal Transformatika, 17(1), 10. https://doi.org/10.26623/transformatika.v17i1.1276

Katzman, M. A., Bleau, P., Blier, P., Chokka, P., Kjernisted, K., Van Ameringen, M., Antony, M. M., Bouchard, S., Brunet, A., Flament, M., Rabheru, K., Grigoriadis, S., Richter, P. M. A., Mendlowitz, S., O’Connor, K., Robichaud, M., Walker, J. R., Asmundson, G., Klassen, L. J., … Szpindel, I. (2014). Canadian clinical practice guidelines for the management of anxiety, posttraumatic stress and obsessive-compulsive disorders. BMC Psychiatry, 14(SUPPL.1), 1–83. https://doi.org/10.1186/1471-244X-14-S1-S1

Lumban Gaol, N. T. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1), 1. https://doi.org/10.22146/bpsi.11224

Pagi-pagi ambyar. (2022). Trans TV Media.

Permatasari, Y. D. A., & Utami, M. S. (2018). Koping Stres dan Stres pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa “X.” Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 23(2), 121–136. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol23.iss2.art4

Rahmawati, Yoga, B. W., & Wika, H. L. (2019). Studi Deskriptif Orang Dengan Obsesive Compulsive Disorder. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 694–706. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/5756/4132

Rosa, M. (2022). Cerita Awal Aliando Syarief Derita OCD, Benarkah OCD Bisa Menular? Kompas. https://www.kompas.com/wiken/read/2022/01/29/154700281/cerita-awal-aliando-syarief-derita-ocd-benarkah-ocd-bisa-menular-

Sadrzadehÿafshar, M., Gaji, B., Hafezimotlagh, K., & Gigi, F. K. (2023). Menyelidiki pengaruh gangguan obsesif-kompulsif terhadap gejala klinis gangguan sendi temporomandibular. 1191–1199. https://doi.org/10.1002/kre2.798

Sari, M. P., & Mahardhika, S. (2017). Research For Story and Character Short Animation “Distric.”

Simalango, E. Y. M. (2021). Hubungan Tekanan Darah dan Tingkat Stress pada Dewasa Muda. Jmh, 3(1), 1581–1589.

Tonight Show Premiere. (2022). Net Media Digital.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.